Namun, pagelaran sandiwara sunda tersebut diperkirakan bakal sepi penonton, karena surat edaran ke sekolah-sekolah belum semuanya terdistribusikan dan keadaan para siswanya yang sedang menghadapi Ujian Nasional. Padahal, suguhan Sandiwara Sunda yang bertemakan “ Benang Kusut” ini ditujukan bagi para siswa di Kota Bogor.
“Kami ingin menanamkan dan mengingatkan kembali kepada para siswa di Kota Bogor, mengenai bahasa Sunda yang sudah ditinggalkan oleh mereka,” ungkap Humas Teater Prabu, Reza Mahardika.
Namun meskipun 2 rekomendasi dari dua Dinas terkait yakni Dinas Pendidikan serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bogor, agar setiap sekolah mengirimkan siswanya untuk menghadiri pementasan tersbut, belum merupakan jaminan kesuksesan, khususnya tingkat kehadiran para siswa.
“Ada banyak kendala ketika menghadapi yang ada di Kota Bogor,”paparnya. Namun dia enggan memerinci kendala yang ditemukannya di lapangan. Sedang ketika ditanya isi dari Benang Kusut, menurut Reza menceritakan dunia pendidikan yang “pabeulit’ seperti benang kusut.
“Ini murni karya orang Bogor serta pemainnya pun semua dari Bogor, mulai dari siswa SMA, mahasiswa Unpak serta tukang jualan tahu bulat,”imbuhnya.
Rencana pementasan itu sendiri, mendapat dukungan dari pelaku dan pemerhati seni Sunda Kota Bogor, Yayat “Odoy” Hidayat. Kegiatan yang bernuansa Kesundaan sudah sepatutnya mendapat dukungan dari para seniman Sunda. Serta para kepala sekolah dan pendidik di Kota Bogor.
“Sangat jarang generasi muda seperti yang dilakukan dalam Teater Prabu. Namun ya bagaimana, kesadaran di kalangan pendidik masih terasa sangat kurang juga birokrasinya yang dirasa kurang dinamis,”pungkasnya.(dhp/redaksi)