Menurut Bima, jika hal ini terwujud, mungkin terminal delman hanya ada di Bogor. “Nanti kita atur semuanya termasuk kusirnya yang harus diperhatikan pendapatannya, jangan kalah dengan supir angkot. “ ujar Bima.
Dalam acara tersebut, panitia mengajak masyarakat dan pengguna delman untuk peduli dengan keberadaan delman di Kota Bogor. Selama ini delman menjadi salah satu alternatif transportasi di Kota Bogor. Namun tidak banyak orang peduli dengan keberadaan mereka. Untuk itu, kegiatan yang sudah digelar selama tiga ahun ini mengangkat tema “How much Do You Care About Delman Horses?”
Dekan Fakultas Kedokteran Hewan IPB Prof. Dr. Srihadi Agung Priyono menjelaskan pada intinya kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pendidikan dan pengetahuan kepada para pemilik delman atau kusir delman.
“Tentunya semakin kesini keberadaannya tidak mudah kerja untuk tetap bertahan. Padahal dari sisi pariwisata dan dari sisi kesehatan ini suatu peluang yang sangat besar jika kita bisa mempertahankan keberdaan delman itu.
Namun tentu saja bahwa keberadaannya bukan sekedar ada, tapi juga harus memiliki wawasan keilmuan dan memiliki pengetahuan, jadi bagaimana delman yang ideal,” tegas Srihadi.
Srihati berharap bahwa delman dapat menjadi icon Kota Bogor. Untuk itu harus terus dilestarikan, dirawat dan dijaga. Termasuk menjaga kebersihan dan kesehatan kuda.
Dalam kesempatan tersebut Walikota Bogor Dr. Bima Arya menyerahkan sertifikat pemeriksaan kesehatan kuda. Sertifikat diberikan secara simbolis kepada salah seorang kusir delman, yang dilanjutkan dengan peninjauan ke gedung pemeriksaan kesehatan kuda.(redaksi)