- Membentuk Generasi Berkarakter, Risma Al-Mushlihin Gelar Sanlat 1443 Hijriah
- Kegiatan Bakti Sosial Pembagian Paket Sembako oleh PT Berkah Rosita Mandiri dan Petualang
- Yuk! Gaspolkan Minggu Liburan Lebaran Seru Ala tiket To-Do
- Kopdar Calsic Chapter Bogor Raya Santuni Yatim dan Vaksinasi Booster
- SDN Gunung Batu 1 Bersama Komite dan Gerakan Pramuka Santuni Siswa Yatim
- AREMA BOGOR Bagi Bagi Takjil
- BRM MASK REFRESHER
- Bersiap Sambut Pemulihan Pariwisata, Bogor Jadi Destinasi Terpilih tiket.com
- FLASH MOB DAN BAZAR MURAH DPC PKS TAJURHALANG
- Seniman Api Kota Hujan Menuju Perubahan
Beralih dari Karyawan Hotel, Petani Milenial Ini Jadi Calon Duta Petani Milenial

Keterangan Gambar : Rahmat Hidayat M, Petani Milenial
BOGORnews.com ::: Bandung Barat : Tidak pernah bermimpi sebelumnya, Rahmat Hidayat M bakal menjadi calon duta petani milenial Kementerian Pertanian (Kementan) tahun 2021. Petani bunga Desa Cikahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat Jawa Barat ini diverifikasi dan validasi oleh Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi Bogor.
Sudah seperempat abad mengenal pertanian, pemilik Boemi Nursery ini sebelumnya adalah seorang karyawan. Beralih profesi menjadi petani, karena Ia melihat peluang yang menjanjikan dipertanian dengan pasar yang masih terbuka luas dan budidaya mudah.
“Sebelum bertani saya karyawan sebuah hotel di Lembang. Dipertanian saya melihat peluang ekonomi yang menjanjikan, pasar masih terbuka luas, budidayapun mudah ,” ujar Ketua Kelompok Tani Nasional Andalan (KTNA) Kecamatan Lembang ini, Selasa (23/03/2021).
Dari pengalamannya mandiri bertani bunga sejak 2005 menurutnya ada hal – hal yang harus diperhatikan agar usaha terus berjalan. Menentukan pasar adalah yang utama, rumah lindung untuk bunga dan pengusaha harus jeli dalam menciptakan brand usaha agar dikenal orang.
Baca Lainnya :
- Lawan Covid 19, Mahasiswa UI Berdayakan Emak Emak Jadi Ujung Tombak Literasi Kesehatan Masyarakat0
- Komunitas Cilebut Berbagi, Berbagi Dengan Hati0
- Mom, Kenali Gejala Dini Skoliosis pada Anak0
- Ayu Basir Nurdin Galang Bansos Bagi Masyarakat Dampak Covid 190
- Covid 19 Transformasi Dan Inovasi Pendidikan Indonesia0
“Petani harus jeli dalam menentukan pasar. Pasar florist ? Hotel ? Gereja ? Pasar bunga ? atau langsung dekorasi. Agar dikenal orang, ciptakan brand usaha, dan konsistensi itu penting, “ tegasnya.
Untuk itu pemegang prinsip bertani dengan logika dan hati ini memanfaatkan media sosial, sebagai media promosi atau edukasi ke publik serta mengikuti komunitas – komunitas perangkai bunga. Ia membudidayakan mawar hibrid, semi holand jenis sexi red, warna merah, apalanche warna putih. Katanya ada 12 warna dan jenis mawar, namun Ia hanya membudidayakan delapan varietas dan warna yang merupakan favorit konsumen. Yakni merah muda, merah tua, pink muda, pink tua, putih, kuning, orange dan salem,. Selain nilai ekonomisnya yang tinggi, alasan lain dirinya berusaha tani dibidang bunga potong adalah karena budidaya lebih efektif dan efisien.
“Sebenarnya ada 12 warna. Yang disukai pasaran delapan warna, jadi lebih fokus ke warna – warna tersebut, “ jelasnya.
Selain mawar Iapun membudidayakan bunga gerbera dan daun ruskus untuk dekorasi. Dilahan 5000 meter miliknya, menghasilkan produksi perpanen 150 ikat yang dijual seharga 45 ribu untuk grade A, 40 ribu Grade B dan 35 ribu grade C. Ia panen tiga kali seminggu.
Setelah sempat merotasi beberapa kebun dengan menanam sayuran, akibat pesanan bunga melandai karena Covid 19, Rahmat berupaya bangkit dengan mulai menanam kembali bunga. Seiring berjalannya waktu dan mulai dibolehkannya pesta meski dengan pembatasan usahanya kembali menggeliat.
Dalam pengembangan usaha, Ia bergabung bersama Agribisnis Masyarakat Pertanian (Amarta), membangun Agrowisata Edukasi Pertanian, dalam upaya mewujudkan memiliki outlet bunga dan sayuran produk unggulan Bandung.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan sektor hortikultura sangat menjanjikan untuk peningkatan devisa, sekaligus kesejahteraan rakyat. Untuk itu kata SYL perlu keseriusan dan kerjasama semua pihak.
Dari grand design pengembangan komoditas hortikultura, aspek terpentingnya yakni peningkatan nilai tambah dan daya saing. Produk-produk hortikultura ke depan harus lebih mampu bersaing di pasar internasional. Selain itu kemandirian petani juga perlu ditingkatkan.
“Perlu dihitung dari budidaya sampai dengan industri dan pasar. Kedepan harus ada daerah sentra-sentra komoditas, dengan ditanganinya hulu sampai hillir. Dengan cashflow dan perencanaan yg baik semuanya akan berjalan dengan baik dan menguntungkan bagi petani," jelas SYL.
Mengenai peningkatan produksi berbagai komoditas pertanian Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan RI Dedi Nursyansi, mengatakan pemicu peningkatan produksi pertanian yang paling berpengatuh adalah peningkatan SDM. Untuk itu saat ini pihaknya gencar membangun komando pertanian tingkat kecamatan hingga tingkat kabupaten dan provinsi. "Spirit inilah yang akan kita jaga karena ini luar biasa. Dengan ini kekuatan kita menjadi berlipat-lipat," ujarnya.(Regi/PPMKP)
