Bahaya Pewarna Makanan Bagi Kesehatan

Dengan pengetahuan keamanan pangan yang baik dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, maka masyarakat dapat terhindar dari berbagai bahaya akibat mengkonsumsi makanan yang tidak aman.  Masyarakat dapat terhindar dari bahaya keracunan makanan akibat mengkonsumsi makanan yang tidak bebas dari cemaran logam berat, pestisida, bahan tambahan pangan dan racun. Terhindar dari konsumsi makanan yang tercemar  cemaran biologis seperti seperti bakteri, virus, kapang, parasit, protozoa.  Terhindar dari konsumsi makanan yang tercemar Cemaran fisik  seperti pecahan gelas, potongan tulang, kerikil, kawat dan sebagainya.

Anak-anak cenderung tertarik dengan makanan yang bermarna-warni. Berbagai makanan yang dikonsumsi anak-anak seperti sereal, yogurt, jus, dan makanan lain yang telah diproses mengandung pewarna makanan.

Laporan Center for Science in Public Interest menunjukkan bahwa pewarna makanan dapat menyebabkan hiperaktivitas pada anak-anak, bahkan dapat mengakibatkan alergi dan kanker. Penelitian muktahir menunjukkan bahwa banyak jenis makanan yang mengandung pewarna buatan dapat memiliki efek negatif pada perilaku anak. Anak-anak mengalami kesulitan dalam belajar, fokus, berpikir, dan mengontrol impuls, bahkan tingkat energi mereka menurun.

Walaupun kebanyakan pewarna makanan yang digunakan merupakan pewarna yang diperbolehkan dan legal, namun bahaya kesehatan yang mungkin ditimbulkan tidak dapat diabaikan begitu saja. Warna permen, manisan, dan jenis makanan lain yang menarik sangat memperdayai kita. Namun apakah kita tahu bahwa pewarna makanan dapat menyebabkan tumor otak, kerusakan ginjal, kanker atau gondok. Selain itu, pewarna makanan juga dapat menyebabkan reaksi alergi. Alergi pewarna makanan dapat menyebabkan masalah kulit, pernafasan seperti batuk berkelanjutan atau asma, masalah pencernaan seperti mual, muntah, sakit perut, sampai sakit kepala.

Menurut Badan Pengawasan Pangan dan Obat-obatan Amerika (FDA) ada dua jenis pewarna makanan, yaitu pewarna makanan bersertifikat dan pewarna makanan bebas. Pewarna makanan bersertifikat diperoleh dari minyak sulingan dan belangkin. Pewarna ini merupakan bahan sintetis dan diciptakan di laboratorium. Sedangkan pewarna makanan bebas merupakan bahan-bahan alami yang diperoleh dari tumbuh-tumbuhan, mineral, dan sumber-sumber hewani. Walaupun berasal dari alam, namun dapat berbahaya.

Untuk menghindari pewarna makanan, makanlah makanan yang segar. Sebelum membeli makanan yang telah diproses, periksa labelnya secara menyeluruh. Perbaharuilah informasi Anda untuk membuat pilihan yang tepat bagi kesehatan keluarga Anda.

Semoga informasi ini dapat kembali menjadi informasi yang berguna bagi anda dan kesehatan keluarga anda

Leave a Comment