Namun disisi lain, lanjut Bima, harus ada ketegasan dari Pemerintah Kota Bogor serta memberikan alternatif dan solusi yang terbaik dalam membenahi transportasi.
“Kita menyadari, apa yang harus dipikirkan, dan apa yang harus menjadi prioritas untuk dikerjakan terlebih dahulu, “ kata Bima dalam Dialog Kupas Tuntas di Gedung Graha Pena Jalan Sholeh Iskandar, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Jum’at (11/4/2014).
Bima mengakui, persoalan transportasi sangat kompleks karena menyangkut beberapa hal, karena memang pergerakan penduduk yang begitu cepat, belum lagi dengan keberadaan Pedagang kaki Lima (PKL)
Lebih lanjut Bima mengatakan, bahwa moda transportasi seperti monorel baru sebatas wacana , namun penataan angkutan kota akan menjadi kajian yang konfrehensif.
Bima mengatakan, perlu pengkajian ulang kelayakan angkot yang beroperasi di dalam Kota Bogor. “ Kita akan kaji berapa jumlah angkot yang masih layak dan berapa yang sudah tidak layak, serta rasio penumpang dan angkot apakah memadai atau tidak, “ tukasnya.
Selain itu, kata Bima Arya, Dinas instasi terkait DLLAJ harus mengkaji kembali rute dan trayek angkot. “ Jadi, jangan sampai terjadi penumpukan angkot disatu titik yang bisa menimbulkan kepadatan sehingga akan merugikan semua pihak, “ tandasnya,
Ia menegaskan, bahwa aturan harus ditegakkan seperti larangan parkir yang harus ditaati oleh pengguna kendaraan, “ Kami pemerintah Kota akan membangun sistem itu sehingga akan memberkan kenyaman kepada pengguna angkutan umum,”imbuhnya.(redaksi)
Leave a Comment