Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor menjelaskan, ke 10 kelurahan endemis DBD yakni Kelurahan Bantarjati, Tegalgundil, Tegallega (Bogor Utara) Kelurahan Sempur Bogor Tengah, Cibadak, Kedungwaringin (Tanah Sareal) Curug Induk dan Curug Mekar (Bogor Barat) Batutulis (Bogor Selatan) dan Kelurahan Katulampa (Bogor Timur)
Rubaeah menegasakan, pihaknya akan mencanangkan pemberantasan sarang-sarang nyamuk di seluruh Kota Bogor pada bulan Mei nanti. “ Nanti, Pak Walikota Bima Arya akan mencanangkannya secara serempak, “ kata dia.
Ia menegaskan, pemberantasan sarang nyambuk harus dilakukan semaksimal mungkin mengingat gigitan nyamuk ini sangat berbahaya, tidak hanya bisa menyebabkan DBD, tapi juga Chikungunya, dan penyakit Kaki Gajah.
Menurut Rubaeah, penyakit DBD bisa dicegah dengan memberantas sarang nyamuk yang dilakukan secara rutin. “ Kita berharap seluruh Kelurahan di Kota Bogor mengaktifkan kembali gerakan Jum’at Bersih (Jumsih), “ ujar Rubaeh.
Rubaeah menjelaskan bahwa nyamuk Aedes Aegypti adalah nyamuk yang priyayi karena dia hidup di lingkungan yang bersih. Karena itu, diharapkan masyarakat dapat menjaga kebersihan lingkungannya, terutama bila lingkungannya terdapat rumah-rumah yang tak berpenghuni.
Penyakit DBD bisa menyerang siapa saja, bahkan dimana saja. Oleh karena itu, antisipasi dini menjadi keharusan bagi segenap lapisan masyarakat agar terhindar dari penyakit yang cukup berbahaya ini.
Kepala Dinas Kesehatan Rubaeah menjelaskan, ciri-ciri orang yang terkena penyakit demam berdarah yaitu dia mengalami panas yang tinggi hingga 40 derajat celcius hingga lebih dua hari. Pemeriksaan yang dibantu alat bernama NS One dapat mempercepat terdeteksinya penyakit demam berdarah.
Tahapan orang terjangkit DBD ada tiga tahap. Pertama panas yang tinggi. Kedua panas tinggi disertai turunnya jumlah trombosit, dan ketiga panas yang tinggi disertai turunnya jumlah trombosit, serta pendarahan.(redaksi)
Leave a Comment