Meski usia Icha masih berusia 12 tahun dan Amalia berusia 11 tahun ternyata telah mampu memberikan nasihat dan pencerahan – pencerahan tentang kerohanian didepan jamaah dalam berbagai kesempatan acara keagamaan.
Dua bocah yang masih duduk dikelas 6 SDN Cipaku 4, tak hanya berani tampil di sekolahnya, namun pernah jadi pendakwah di berbagai tempat, bahkan Icha pernah menyabet dai’ cilik terbaik ke 2 se-Kecamatan Bogor Selatan.
Icha mengaku, dirinya digembleng menjadi seorang penceramah oleh dua orang gurunya di SDN Cipaku 4. “ Saya berani tampil ceramah didepan umum, berkat bimbingan Pak Yusuf guru SBK (Seni, Budaya dan Keterampilan) dan Ibu Yeti Guru Agama, “ kata Icha.
Bakat Icha menjadi penceramah sudah terlihat sejak TK (Taman Kanak-Kanak). Anak ke 3 dari 5 bersaudara dari pasangan Isak Saefudin dan Wiwi W, sudah mampu menghafal beberapa surat Al Qu’ran sejak masih duduk dibangku TK.
“Orang tua saya selalu menyuruh saya mengaji dan menghafal beberapa surat Al Qur’an khususnya Juz Amma,“ kata anak dari seorang buruh yang bertempat tinggal di Kampung Gandasari RT 04 RW 01 Kelurahan Genteng Bogor Selatan.
Sementara itu Amalia Sundari mengaku sudah hafal beberapa surat Al Qur’an dan hadist karena bimbingan orang tuanya, dan dua orang guru di Sekolahnya SDN Cipaku 4. “ Sepulang sekolah saya mengaji di rumah dan disuruh menghafal beberapa surat Al Qur’an, “ kata Amalia.
Yeti guru Agama SDN Cipaku 4 Bogor Selatan mengatakan, kedua anak didiknya memang sangat cerdas, bahkan ketika materi ceramah yang diberikannya harus dihafal, dalam satu hari mereka sudah hafal. “Sebelum berceramah kedua anak ini, saya berikan hafalan materi ceramah yang ditulis dalam dua lembar kertas polio, “ kata Yeti.
Kepala SDN Cipaku 4, Moh Wahyu mengatakan, lahirnya dua da’i cilik di sekolah yang dipimpinnya itu merupakan potensi yang sangat luar biasa. “ Ini potensi yang kami miliki, dan menjadi kebanggaan kami, “ pungkasnya. (redaksi)
Leave a Comment